Jumat, 22 Juni 2012








Mencari inspirasi dengan menggunakan pendekatan warna dan benda-benda alam. Dengan warna natural seperti di atas, akan mendukung ketenangan jiwa.

Kamis, 21 Juni 2012





Membaca dan mempelajari motif-motif Batik dari Yogya dan Solo. Selain lebih mengenal motif dari daerah tersebut juga membuat kita semakin peka dengan Batik. Terutama saya yang akan membuat tesis berbasis desain Batik.

Rabu, 20 Juni 2012

SEKILAS OBYEK PERANCANGAN

Objek Perancangan yang akan dibuat didasari oleh keinginan kuat untuk bis menjadi solusi bagi masyarakat pecinta batik dengan keadaan stressful yang cukup tinggi. Jadi obyek perancangan ini lebih kurang banyak diinspirasi dari segala sesuatu yang berkaitan terhadap warna. Karena warna sangat mempengaruhi psikologis seseorang.

Dengan mengacu pada judul tersebut, maka dimulailah tahap pencarian inspirasi dan pencarian ide untuk membuat obyek perancangan tersebut.


Selasa, 19 Juni 2012


PENDEKATAN TEORI

Pengertian Fashion

Kata fashion mengacu pada apapun yang menjadi tren saat ini yang terlihat dan dikenakan
seseorang. Istilah yang lebih teknis, kostum, yang telah melekat di mata publik digunakan dan dituangkan dengan indera khusus seperti pakaian mewah dan topeng, sedangkan dengan istilah “fashion” yang memiliki makna lebih general sudah sangat popular mengandung arti pakaian pada umumnya dan juga studi mengenai pakaian.

Fashion menurut Oxford Dictionary :
Fashion sebagai kata benda
1. merupakan tren yang popular, khususnya cara bergaya pada pakaian, ornament dan tatacara berperilaku.
2. Cara melakukan sesuatu.
Fashion sebagai kata kerja
Membuat menjadi tertentu/ bentuk khusus, atau diperlukan dari ORIGIN dari Inggris abad pertengahan (dalam arti [membuat, bentuk, penampilan]): dari Perancis Kuno Facon, dari Latin Factio(n-), yang berarti melakukan atau membuat.
Menurut Thesaurus, the world fashion:
Pakaian, desain pakaian, couture(busana), industri tekstil (garmen), perdagangan kain informal.

Pengertian Batik

            Batik berasal dari kata "amba" yang berarti saya dan "titik" yang berarti menulis atau menitik. Jadi Batik artinya melukiskan atau menuliskan titik-titik di atas kain dengan menggunakan canting dan malam sebagai alat perintang sehingga menghasilkan suatu mpotif tertentu setelah diwarna.
    
            Batik adalah bagian dari kebudayaan yang telah menjadi keseharian masyarakat Indonesia. Dari masa Kerajaan Majapahit hingga masa kini, Batik menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. masyarakat. Batik dikenal dan digunakan secara meluas setelah mengalami perkembangan dan jalan sejarah yang tidak singkat. Di masa lalu batik memang hanya identik sebagai pakaian para penguasa dan trah keraton. Namun dengan perkembangan zaman, Batik menjadi pakaian milik rakyat yang digunakan dalam berbagai kesempatan.

Pengertian Warna

             Warna adalah mutu cahaya yang dapat ditangkap oleh indra penglihatan atau mata kita. Warna merupakan unsur penting dalam desain, karena dengan warna, suatu karya desain akan mempunyai arti atau nilai lebih (added value) dari utilitas karya tersebut. Keindahan sebuah warna tidak akan ada artinya apabila hadir sendiri tanpa kehadiran warna-warna lain disekitarnya. Karena warna-warna tersebut akan saling mempengaruhi (Arniti Kusmiati dan Pramudji Suptandar 1997:1).
             Warna merupakan suatu alat komunikasi efektif untuk mengungkapkan pesan, ide atau gagasan tanpa menggunakan tulisan atau bahasa. Pengertian tentang warna, baik berupa keharmonisan, pandangan, pola dan asal-usulnya menjadi bagian yang sangat penting untuk pengetahuan para seniman, arsitek dan pendesain dalam berkarya (Mita Purbasari, 2000:12-13).
             Seringkali komposisi (susunan elemen desain) akan berhasilk dengan baik apabila terdapat satu warna yang mendominasi; sedikit warna diatas bidang lebar umumnya menghasilkan kesan yang lebih mengagumkan daripada menggunakan banyak warna pada bidang sempit. Ketika satu warna mendominasi bidang, dapat dikatakan warna tersebut bekerja sebagai aksen dari karya
tersebut.
            Setiap warna memiliki aspek emosi dan psikologi, begitu pula dengan aspek dimensi warna (Value, intonasi dan temperatur). Kontras dalam value mengakibatkan efek yang tetap dan obyektif.



KERANGKA TEORI




PERANCANGAN PRODUK FASHION BATIK BAGI MASYARAKAT DENGAN TINGKAT KEJENUHAN TINGGI BERBASIS PSIKOLOGI WARNA

BAB I
1.1  Latar Belakang

            Pada topik tesis ini wacana yang akan diangkat adalah mencoba memberikan solusi melalui produk fesyen kepada orang-orang atau masyarakat dengan tingkat stress yang sangat tinggi. Dewasa ini semakin jelas terlihat bahwa tingkat kejenuhan atau stress di masyarakat meningkat terutama di kalangan para pekerja. Selain dari pekerjaan itu sendiri, motif dan warna pada busana yang digunakan oleh masyarakat dalam kegiatan mereka sehari-hari sangatlah berpengaruh terhadap tingkat kejenuhan yang mereka alami.

Dalam membuat suatu produk fesyen, desainer harus dapat berpikir lebih panjang, yakni material pembentuk, teknik pengolahan, pengrajin, target konsumen, fungsional pakaian, hingga pendistribusian pakaian tersebut ke tangan konsumen. Dari seluruh kegiatan tersebut perlu dipikirkan kembali mengenai dampak-dampak positif dan negatif bagi pengguna/ pemakainya.

            Teknik pembuatan dan material yang digunakan harus menghasilkan produk fesyen yang nyaman dan enak untuk dilihat. Baik dari segi motif dan dari segi pemilihan warna, karena dua hal penting tersebut adalah hal yang sangat berpengaruh terhadap psikologis seseorang. Karena tren dan lain hal, saat ini semakin banyak dan menjamur busana-busana dengan motif yang abstrak dan warna yang sangat mencolok. Semua warna terkandung di dalam satu busana, sehingga hal tersebut membuat mata dan pikiran menjadi lelah.
           
            Kejenuhan dan tingkat stress yang terjadi akan semakin meningkat karena adanya pemilihan motif dan warna yang kurang tepat pada busana yang digunakan. Hal inilah yang menjadi tantangan fashion desainer untuk bisa mengatasi masalah ini dan memberikan jalan keluar yang paling baik dari berbagai aspek yang mencakup masalah ini.

            Tentunya fesyen desainer akan perlu bekerja sama dengan berbagai keahlian lainnnya agar produk yang dihasilkan dapat lebih sempurna. Seiring dengan perkembangan jaman, terjadi pergeseran budaya, ada budaya-budaya yang hilang seiring dengan adanya budaya-budaya baru. Tren merupakan salah satu bagian dari budaya, tren merupakan suatu bukti budaya yang terwujud dalam barang-barang yang dikenakan, yang menjadi masalah adalah bagaimana agar peninggalan-peninggalan budaya seperti budaya suatu daerah tetap dapat bertahan dan lestari diantara kemajuan teknologi yang membuat pertukaran informasi menjadi semakin mudah. Maka dalam kesempatan ini, peneliti mencoba untuk membawa salah satu budaya lokal kedalam pemecahan masalah yang dihasilkan.

1.2 Rumusan Masalah
            Dengan mengangkat tema perancangan produk fesyen dengan Batik bagi masyarakat dengan tingkat kejenuhan tinggi berbasis psikologi warna, maka fokus permasalahan terbagi menjadi:
1. Seperti apa produk feysen yang akan dibuat.
            a. Target pengguna produk yang akan dibuat.
            b. Kategori produk fesyen yang akan dibuat berupa pakaian atau asesoris, dipakai                 untuk keperluan seperti apa dan dimana.
            c. Material yang akan digunakan sebagai bahan pembuat produk.
            d. Style produk fesyen yang akan dibuat (berkaitan dengan visual produk).
2. Ragam hias Batik
            a. Ragam hias yang dipilih untuk diaplikasikan.
            b. Metode aplikasi ragam hias pada material.
3. Psikologi warna
            a. Warna yang dipilih untuk di aplikasikan
            b. Sejauh mana psikologi warna yang akan dipilih mempengaruhi si pemakai produk              fesyen tersebut.
            Fokus utama adalah produk fesyen yang akan dibuat. Produk yang dipilih adalah
produk yang dapat dikenakan diluar dan terlihat langsung oleh orang lain, diluar si pemakai.
Kali ini desainer memilih untuk membuat busana yang dapat digunakan kapanpun dan dalam berbagai acara, baik formal sampai ke non formal / casual. Namun lebih jauh harus dilakukan survei terlebih dahulu
            Dari segi visual produk fesyen, yakni menggabungkan antara ragam hias Batik yang
merupakan budaya suku Jawa yang sangat kental dengan tren fesyen yang berbasis psikologi warna. Desainer digiring untuk dapat membuat sebuah tren warna baru yang mempunyai manfaat dan tujuan sehingga produk fesyen yang dihasilkan mempunyai added value yang tinggi.


1.2  Tujuan Penelitian
            Tujuan dari penelitian ini adalah menjadikan fashion sebagai media komunikasi
dari budaya lokal Indonesia yakni ragam hias Batik. Berusaha mengangkat kembali dan mengemas batik dalam bentuk yang lain dan berbeda.
Dengan memasukkan ragam hias Batik ke dalam produk fesyen dan mempertimbangkan psikologi warna yang digunakan, diharapkan produk fesyen tersebut dapat:
a.       Memunculkan pola pikir yang lebih baik mengenai suatu produk yang mempunyai manfaat dan nilai tambah bagi si pemakainya.
b.      Mengembangkan motif-motif tradisional ragam hias Batik dengan produk fesyen masa kini dan dikemas secara lebih modern sehingga lebih mudah diterima oleh masyarakat.
c.       Mengembangkan produk fesyen dengan perpaduan unsur tradisional dengan warna berpsikologis baik dengan gambaran produk fesyen masa kini agar dapat lebih mudah untuk bersaing dengan produk luar negeri.
d.      Menjadi pemecah dan solusi masalah untuk masyarakat dengan tingkat stressful dan kejenuhan yang tinggi.

1.4 Signifikansi Penelitian
            Penelitian ini diharapkan dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat kepada semua pihak yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Sebab dalam penelitian topik yang diangkat berkaitan dengan berbagai pihak dengan beberapa kajian bidang keilmuan.
Dalam hal ini desain tidak dapat berdiri sendiri, namun desainer dapat mencoba melakukan penelitian dengan pengembangan lebih lanjut dan lebih diperbaharui oleh ilmu yang lain.
Namun pada dasarnya manfaat dari penelitian ini adalah agar kejenuhan di dalam masyarakat dapat diatasi dengan tetap mempertahankan dan memberdayakan muatan budaya lokal, yakni ragam hias Batik dengan berbasis psikologi warna sehingga produk yang dihasilkan mempunyai manfaat dan memberikan solusi terhadap suatu masalah.

1.5 Sistematika Penulisan
            Bab I, berisi penjelasan latar belakang pemilihan judul, gambaran umum permasalahan sampai pada batasan permasalahan yang akan dituangkan dalam karya tugas akhir ini. Dijelaskan secara objektif akan argumentasi peneliti dalam mengangkat topiknya dan sepenting apakah topiknya sehingga harus diteliti secara khusus.
            Bab II, berisi mengenai penjelasan secara rinci dari judul . Terkait dengan data-data mengenai produk fesyen Batik bagi masyarakat dengan tingkat kejenuhan tinggi berbasis teknologi warna.
            Bab III, berisi mengenai metodologi penelitian, detail mengenai serangkaian proses tesis kekaryaan. Dimulai dari penentuan tema hingga produk akhir dari tema tersebut. Termasuk di dalamnya rancangan penelitian di awal dan perubahan-perubahan dan penyenyebab perubahan tersebut bila ada.
            Bab IV, berisi pengambilan data yang terdiri dari survei lapangan dan kuisioner.
            Bab V, berisi mengenai penjelasan dari seluruh karya pada tugas akhir.
            Bab VI, berisi mengenai kesimpulan serta saran dari serangkaian proses yang telah
dilaksanakan dalam pembuatan karya di program magister ini, baik itu hasil yang positif maupun kekurangan dari produk yang telah dihasilkan, agar dapat diperbaiki dalam penelitan-penenelitian selanjutnya.
          Hasil dari penelitian ini berupak suatu proyek fesyen dengan hasil akhir sebuah fashion show dan pameran.


Gambar dan Ilustrasi

                                                                      Ilustrasi warna

                                                                 Ilustrasi contoh karya

                                                                         Inspirasi
                                                             Ilustrasi Proses